KETULUSAN CINTA DIATAS PERBEDAAN
Selama
duduk dibangku Sekolah Menengah Atas, Dinda dan Crhystian sudah menjalani
hubungan selama 2 tahun, sekarang mereka kelas XII. Dinda adalah seorang gadis
yang pandai melukis, dalam ajang-ajang perlombaan ia selalu memenangi piala dan
penghargaan lainya.
Entahlah,
akhir-akhir ini hubungan Dinda dan Crhystian tidak lekat seperti dulu lagi. Crhystian
selalu menyibukkan diri. Memang mereka menganut agama yang berbeda.
Ketika
masuk sekolah Dinda mencoba bertanya kepada Crhystian
“Sayang.. Tunggu!” Dinda
menarik tangan Crhystian saat berada di Kantin
“Ada apa?” Jawabnya dengan
singkat
“Kamu sekarang nggak ada
kabar. Aku kangen sama kamu! Aku..” Ucapnya terpotong
“Sayang…Maaf! Aku rasa perbedaan ini tidak akan bisa menyatukan
kita dan aku rasa kamu terlalu sibuk dengan karyamu. Mulai sekarang kita ..”
“Kita Apa?” Sembari
meneteskan airmata
(Memegang tangan Dinda dan
menatap matanya) “Maafkan aku Dinda.. Kita harus putus dan kita harus melakukan
itu” Melepaskan tangan Dinda dan berlari menghindari Dinda
“CRHYSTIAN TUNGGU” Teriaknya
sambil menangis
Setiba pulang sekolah Dinda melihat Crhystian pulang sekolah bersama Maya. Seketika berjalan
kakinya tersandung batu, Dinda terjatuh dan tiba-tiba hidungnya berdarah.
Disana Yocky melihat Dinda terjatuh
“Masya Allah Dinda, Lo nggak papa?” sambil menolongnya.
“Aku nggak papa kok Yock” Membersihkan kakinya yang kotor
“Sini gue bantuin” Tanpa sengaja Yocky melirik kearah Crhystian
dan Maya yang sedang berdua.
“Itu Crystian sama Maya mentang-mentang udah jadian pulang bareng
terus”
(Dinda menatap Yocky) “Apah? Mereka berdua jadian?” Terkejut
“Dinda itu hidung lo berdarah, sekarang pulang yuk” (Membangunkan
Dinda)
(Dinda mengusap darah dihidungnya)
Yocky memang tidak tahu kalau Dinda ternyata terserang penyakit
Leukimia yang cukup parah
“Enggak, aku nggak papa kok. Makasih ya udah nolongin.” Berlari
menjauhi Yocky
Setelah beberapa bulan berlalu dan kelulusan sekolahpun telah
diumumkan Chrystian mencoba bermain kerumah Dinda.
Tok..tok..tok terdengar suara pintu yang masih terdengar dengan
suara petir diluar.
(membuka pintu) “Crhystian?” (Bingung dan terkejut melihat
Crhystian didepan rumah Dinda dengan baju basah kuyup)
(memeluk Dinda) “Maafin
aku Dinda, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Dinda.
Aku sayang kamu! Aku sekarang nggak peduli tentang apa yang membedakan
kita.Please, terima cinta aku lagi”
Dinda tidak bisa berkata apa-apa
lagi selain memaafkannya, Dinda tidak ingin kehilangan Crhystian, Dinda sangat
mencintainya.
Setelah pulang
dari Kampus, Dinda melihat Chrystian boncengan dengan Karina (teman satu
jurusan dengan Dinda) didepan Kampusnya, Dinda mencoba telephon Chrystian
“Crhystian sekarang kamu dimana? Aku udah didepan Kampus, jemput
aku sekarang!”
“Maaf Dinda sayang aku sekarang nganter sodara aku ke..”
“Bohong! Sejak kapan kamu belajar bohong? Sejak Karina jadi sodara
kamu? Hah?”
“Kamu ngeliat aku Dinda”
(Dinda mematikan ponselnya)
*Jadi ini yang kamu lakuin
sama aku, semalam kamu hujan-hujanan cuma untuk dapat maaf dari aku. Ternyata
ini balasannya ? Tega kamu Chrys, Tega!*
Pesan singkat itu terkirim untuk Chrystian, lalu Dinda membuang
jauh-jauh Ponselnya.
Keesokan harinya Crystian
praktek kimia di Laboratorium, tiba-tiba Vino teman Chrystian memasukkan soda
yang berasap kedalam wadah tanpa sepengetahuan Crhystian, dan soda itupun
terhirup oleh Chrystian. Saat itu juga Crhystian tidak bisa bernafas. Hingga
Crhystian segera dilarikan kerumah sakit .
Dinda menenjenguk Chrystian yang sedang terbaring di kasur rumah
sakit itu, yang tak berdaya lagi. Dan pernafasannya dibantu oleh alat.
Crhystian terbangun saat Dinda disampingnya
“Dinda.. Dengerin aku dulu, aku kemarin cuma nganterin Karina
pulang, dia pingsan. Aku nggak jujur sama kamu karna aku takut kamu marah” Tiba-tiba
berbicara dan memegang tangan Dinda
“Udah deh, Crhytian
sekarang aku nggak butuh kamu, mungkin benar kata Yocky kamu itu playboy bisa
nya nyakitin hati cewek, mungkin benar dari awal kamu berkata, perbedaan ini
nggak akan pernah bisa nyatuin perasaan kita” Dinda meneteskan air mata Dinda
tidak sadar kalau hidungnya ternyata berdarah lagi.
“Dinda sayang.. Aku cinta sama kamu” Jawabnya lagi dengan suara
tidak terdengar jelas
Tok..tok..tok.. Vino dan Yocky datang, untuk menjenguk Crhystian
“Yan, gimana keadaan lo. Udah mulai enakkan kan? Sorry banget y
ague nggak sengaja kemaren” Ujar Vino meminta maaf
“Loh Din, kok lo cuek gitu sih sama Crhystian?” Tanya Yocky pada
Dinda
Dinda tetap cuek dan tidak ada sedikitpun senyum Dinda untuk
ketiga cowok itu termasuk Crhystian, Chrystian terlihat kejang-kejang ditempat
tidur. Dinda panic, segera Dinda memanggilkan dokter. Setelah dokter datang
Dinda, Vino, dan Yocky menunggu diluar ruangan. Beberapa menit kemudian dokter
keluar dan berkata
“Siapa yang bernama Dinda?” Tanya dokter
“Saya dok” Sahut Dinda mendekati dokter
“Mohon mbak datang ke dalam, pasien meminta mbak untuk datang”
Pinta dokter . Dinda segera memasuki ruangan itu, setiba didalam
“Crhystian, kamu nggak papa?” Tanya Dinda sambil berjalan
mendekatinya
“Dinda
sayang, aku mungkin bukan kekasih yang baik, percayalah aku akan setia
kepadamu, cincin yang masih aku genggam ini untuk melamarmu. Din-da a-ku
sa-ngat men-cin-tai-mu, i-lo-ve-you sa-ya-“ Saat kejadian itu Chrystian
menghembuskan nafas terakhirnya
“Enggaaakkk……
Kamu nggak boleh ninggalin aku Chrytian” memeluknya sambil menangis kencang
Vino
dan Yocky berusaha menenangkan Dinda
“Karna
soda kemarin yang terhirup banyak, sudah menyebar ke seluruh jaringan tubuh
pasien, hingga ia terlambat dibawa kemari” Ujar dokter menjelaskannya seiring
tangisan Dinda yang semakin kencang
Semenjak kehilangan Chrystian
penyakit Dinda semakin parah dan dokter mengatakan umur Dinda tidak akan lama
lagi. Hari setelah Dinda mengikuti lomba melukis, Dinda mencoba menengok makam
Crhytian.
“Sayang,
mungkin kamu sudah tiada didunia ini. Tapi kamu tetap masih ada dihatiku,
meskipun kamu udah nggak ada, aku masih bisa berkarya dan membawakan piala
untukmu. Aku selalu berfikir kalau agama kamu dan aku, akan tetap menyatukan
cinta kita. Tapi..” Tiba-tiba kepala Dinda pusing dan keluar darah dari hidungnya
hingga menetes jatuh dibatu Nisan makam Chrystian, Dinda memeluk batu Nisan itu
dan darah semakin banyak menetes, Dinda mengambil kuas lukisannya dan melukis
dibatu Nisan makam Crystian I LOVE
YOU CRHYSTIAN dengan tanda tangan Dinda dan melukiskan sebuah tulisan DCC ( DINDA CINTA CRHYSTIAN ) menjadi sebuah gambar, setiap goresan yang
terlukiskan Dinda mengatakan
“Kita
akan mati bersama disini dan aku akan tenang bersamamu disana Chrystian”
Semakin hari semakin sore, perlahan-lahan Dinda menjatuhkan kuas di jemarinya
dan kepalanya terjatuh lemas diatas makam Chrystian dan Dinda menghela nafas
untuk yang terakhir kalinya.
..
SELESAI ..
AYO BURUAN DAFTAR DAN MENANGKAN HADIAH LOGIN JACKPOT RATUSAN JUTA KLIK AJA DI BAWAH INI !!!!!!!!!!!!!!
BalasHapuspoker88
winpoker
zodiakpoker
lenterapoker
sempurnapoker
idolaqq
hoyajackpot
bundapoker
cobaqq
Betting in your city - Sporting 100
BalasHapusBetting in 토토 사이트 도메인 your https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ city 바카라 - Sporting 바카라사이트 100 ventureberg.com/