Senin, 17 Maret 2014

KETULUSAN CINTA DIATAS PERBEDAAN Cerita Pendek (all about love)

KETULUSAN CINTA DIATAS PERBEDAAN

             

Selama duduk dibangku Sekolah Menengah Atas, Dinda dan Crhystian sudah menjalani hubungan selama 2 tahun, sekarang mereka kelas XII. Dinda adalah seorang gadis yang pandai melukis, dalam ajang-ajang perlombaan ia selalu memenangi piala dan penghargaan lainya.  
Entahlah, akhir-akhir ini hubungan Dinda dan Crhystian tidak lekat seperti dulu lagi. Crhystian selalu menyibukkan diri. Memang mereka menganut agama yang berbeda.
Ketika masuk sekolah Dinda mencoba bertanya kepada Crhystian
“Sayang.. Tunggu!” Dinda menarik tangan Crhystian saat berada di Kantin
“Ada apa?” Jawabnya dengan singkat
“Kamu sekarang nggak ada kabar. Aku kangen sama kamu! Aku..” Ucapnya terpotong
“Sayang…Maaf!  Aku rasa perbedaan ini tidak akan bisa menyatukan kita dan aku rasa kamu terlalu sibuk dengan karyamu. Mulai sekarang kita ..”
“Kita Apa?” Sembari meneteskan airmata
(Memegang tangan Dinda dan menatap matanya) “Maafkan aku Dinda.. Kita harus putus dan kita harus melakukan itu” Melepaskan tangan Dinda dan berlari menghindari Dinda
“CRHYSTIAN TUNGGU” Teriaknya sambil menangis
            Setiba pulang sekolah Dinda melihat Crhystian pulang sekolah bersama Maya. Seketika berjalan kakinya tersandung batu, Dinda terjatuh dan tiba-tiba hidungnya berdarah. Disana Yocky melihat Dinda terjatuh
“Masya Allah Dinda, Lo nggak papa?” sambil menolongnya.
“Aku nggak papa kok Yock” Membersihkan kakinya yang kotor
“Sini gue bantuin” Tanpa sengaja Yocky melirik kearah Crhystian dan Maya yang sedang berdua.
“Itu Crystian sama Maya mentang-mentang udah jadian pulang bareng terus”
(Dinda menatap Yocky) “Apah? Mereka berdua jadian?” Terkejut
“Dinda itu hidung lo berdarah, sekarang pulang yuk” (Membangunkan Dinda)
(Dinda mengusap darah dihidungnya)
Yocky memang tidak tahu kalau Dinda ternyata terserang penyakit Leukimia yang cukup parah
“Enggak, aku nggak papa kok. Makasih ya udah nolongin.” Berlari menjauhi Yocky

Setelah beberapa bulan berlalu dan kelulusan sekolahpun telah diumumkan Chrystian mencoba bermain kerumah Dinda.
Tok..tok..tok terdengar suara pintu yang masih terdengar dengan suara petir diluar.

(membuka pintu) “Crhystian?” (Bingung dan terkejut melihat Crhystian didepan rumah Dinda dengan baju basah kuyup)
(memeluk Dinda) “Maafin aku Dinda, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Dinda. Aku sayang kamu! Aku sekarang nggak peduli tentang apa yang membedakan kita.Please, terima cinta aku lagi”
Dinda tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, Dinda tidak ingin kehilangan Crhystian, Dinda sangat mencintainya.

            Setelah pulang dari Kampus, Dinda melihat Chrystian boncengan dengan Karina (teman satu jurusan dengan Dinda) didepan Kampusnya, Dinda mencoba telephon Chrystian

“Crhystian sekarang kamu dimana? Aku udah didepan Kampus, jemput aku sekarang!”
“Maaf Dinda sayang aku sekarang nganter sodara aku ke..”
“Bohong! Sejak kapan kamu belajar bohong? Sejak Karina jadi sodara kamu? Hah?”
“Kamu  ngeliat aku Dinda”
(Dinda mematikan ponselnya)
 *Jadi ini yang kamu lakuin sama aku, semalam kamu hujan-hujanan cuma untuk dapat maaf dari aku. Ternyata ini balasannya ? Tega kamu Chrys, Tega!*
Pesan singkat itu terkirim untuk Chrystian, lalu Dinda membuang jauh-jauh Ponselnya.

            Keesokan harinya Crystian praktek kimia di Laboratorium, tiba-tiba Vino teman Chrystian memasukkan soda yang berasap kedalam wadah tanpa sepengetahuan Crhystian, dan soda itupun terhirup oleh Chrystian. Saat itu juga Crhystian tidak bisa bernafas. Hingga Crhystian segera dilarikan kerumah sakit .
Dinda menenjenguk Chrystian yang sedang terbaring di kasur rumah sakit itu, yang tak berdaya lagi. Dan pernafasannya dibantu oleh alat. Crhystian terbangun saat Dinda disampingnya
“Dinda.. Dengerin aku dulu, aku kemarin cuma nganterin Karina pulang, dia pingsan. Aku nggak jujur sama kamu karna aku takut kamu marah” Tiba-tiba berbicara dan memegang tangan Dinda
 “Udah deh, Crhytian sekarang aku nggak butuh kamu, mungkin benar kata Yocky kamu itu playboy bisa nya nyakitin hati cewek, mungkin benar dari awal kamu berkata, perbedaan ini nggak akan pernah bisa nyatuin perasaan kita” Dinda meneteskan air mata Dinda tidak sadar kalau hidungnya ternyata berdarah lagi.
“Dinda sayang.. Aku cinta sama kamu” Jawabnya lagi dengan suara tidak terdengar jelas
Tok..tok..tok.. Vino dan Yocky datang, untuk menjenguk Crhystian
“Yan, gimana keadaan lo. Udah mulai enakkan kan? Sorry banget y ague nggak sengaja kemaren” Ujar Vino meminta maaf
“Loh Din, kok lo cuek gitu sih sama Crhystian?” Tanya Yocky pada Dinda
Dinda tetap cuek dan tidak ada sedikitpun senyum Dinda untuk ketiga cowok itu termasuk Crhystian, Chrystian terlihat kejang-kejang ditempat tidur. Dinda panic, segera Dinda memanggilkan dokter. Setelah dokter datang Dinda, Vino, dan Yocky menunggu diluar ruangan. Beberapa menit kemudian dokter keluar dan berkata
“Siapa yang bernama Dinda?” Tanya dokter
“Saya dok” Sahut Dinda mendekati dokter
“Mohon mbak datang ke dalam, pasien meminta mbak untuk datang” Pinta dokter . Dinda segera memasuki ruangan itu, setiba didalam
“Crhystian, kamu nggak papa?” Tanya Dinda sambil berjalan mendekatinya
“Dinda sayang, aku mungkin bukan kekasih yang baik, percayalah aku akan setia kepadamu, cincin yang masih aku genggam ini untuk melamarmu. Din-da a-ku sa-ngat men-cin-tai-mu, i-lo-ve-you sa-ya-“ Saat kejadian itu Chrystian menghembuskan nafas terakhirnya
“Enggaaakkk…… Kamu nggak boleh ninggalin aku Chrytian” memeluknya sambil menangis kencang
Vino dan Yocky berusaha menenangkan Dinda
“Karna soda kemarin yang terhirup banyak, sudah menyebar ke seluruh jaringan tubuh pasien, hingga ia terlambat dibawa kemari” Ujar dokter menjelaskannya seiring tangisan Dinda yang semakin kencang

            Semenjak kehilangan Chrystian penyakit Dinda semakin parah dan dokter mengatakan umur Dinda tidak akan lama lagi. Hari setelah Dinda mengikuti lomba melukis, Dinda mencoba menengok makam Crhytian.
“Sayang, mungkin kamu sudah tiada didunia ini. Tapi kamu tetap masih ada dihatiku, meskipun kamu udah nggak ada, aku masih bisa berkarya dan membawakan piala untukmu. Aku selalu berfikir kalau agama kamu dan aku, akan tetap menyatukan cinta kita. Tapi..” Tiba-tiba kepala Dinda pusing dan keluar darah dari hidungnya hingga menetes jatuh dibatu Nisan makam Chrystian, Dinda memeluk batu Nisan itu dan darah semakin banyak menetes, Dinda mengambil kuas lukisannya dan melukis dibatu Nisan makam Crystian        I LOVE YOU CRHYSTIAN dengan tanda tangan Dinda dan melukiskan sebuah tulisan DCC ( DINDA CINTA CRHYSTIAN ) menjadi sebuah gambar, setiap goresan yang terlukiskan Dinda mengatakan
“Kita akan mati bersama disini dan aku akan tenang bersamamu disana Chrystian” Semakin hari semakin sore, perlahan-lahan Dinda menjatuhkan kuas di jemarinya dan kepalanya terjatuh lemas diatas makam Chrystian dan Dinda menghela nafas untuk yang terakhir kalinya.


.. SELESAI ..

2 komentar: